1.
Kebutuhan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas produk merupakan usaha
untuk meminimalisasi produk cacat dari produk yang dihasilkan perusahaan. Tanpa
adanya pengendalian kualitas produk akan menimbulkan kerugian yang besar bagi
perusahaan, karena penyimpangan-penyimpangan tidak diketahui sehingga perbaikan
tidak bisa dilakukan dan akhirnya penyimpangan akan berkelanjutan. Sebaliknya
bila pengendalian kualitas dapat dilaksanakan dengan baik maka setiap terjadi
penyimpangan dapat langsung diperbaiki dan dapat digunakan untuk perbaikan
proses produksi dimasa yang akan datang. Dengan demikian proses produksi yang
memperhatikan kualitas produk akan menghasilkan produk yang berkualitas bebas
dari kerusakan dan kecacatan, sehingga membuat harga lebih kompetitif.
Peranan kualitas produk sangat penting dalam situasi
pemasaran yang semakin bersaing, karena dapat mempengaruhi maju atau tidaknya
perusahaan. Perusahaan bukan hanya memperhatikan kualitas produk yang
dihasilkan tetapi juga kualitas dari produk tersebut. Bagi perusahaan yang tidak
memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan akan mengalami banyak kendala
dalam pemasarannya, sehingga produk kurang laku dan mengalami penurunan
penjualan.
2.
Obyek Pengendalian Kualitas
Searah
dengan perkembangan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan ekonomi,
lingkungan manufaktur mengalami pergeseran kearah yang lebih maju. Lingkungan
persaingan juga bertambah ketat. Agar mampu bertahan dan bahkan bersaing dalam
kondisi persaingan yang ketat ini, para pelaku bisnis hendaknya mampu terus
menerus menyempurnakan proses produksi dan produk itu sendiri untuk dapat
menciptakan keunggulan baru. Untuk itu perusahaan harus terus menerus
mengadakan perbaikan pada kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu
setiap perusahaan sangat membutuhkan suatu pengendalian mutu atau kualitas yang
dilakukan secara terus menerus. Pengendalian mutu atau kualitas merupakan cara
untuk memproduksi barang atau jasa secara ekonomis sesuai dengan keinginan
pelanggan. Dalam proses pengendalian kualitas tidak hanya untuk mengetahui
kualitas dari produk tetapi juga dibutuhkan pengandalian kualitas terhadap
kinerja karyawan yang berkerja di perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu metode
yang dapat mengendalikan kualitas baik produk maupun karyawan.
3.
Operasi Pengendalian Kualitas
Adapun operasi pengendalian kualitas dapat dilakukan
dengan berbagai macam metode di antaranya adalah perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode kaizen (5W+1H),
perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode statistik serta evaluasi pengendalian kualitas pada bagian produksi.
Kaizen
merupakan konsep payung yang mencakup teori-teori praktis seperti Gugus Kendali
Mutu, JIT, Sistem Saran, Kanban, Total
Quality Management (TQM), Manajemen visual, dan aktivitas kelompok kecil,
yang kesemuanya ini saling berkaitan. Antara kaizen dan inovasi sebenarnya
merupakan bagian dari fungsi perbaikan atau penyempurnaan. Suatu perbedaan besar
antara kaizen dan inovasi adalah bahwa kaizen tidak memerlukan investasi besar
untuk melaksanakannya, tetapi menuntut adanya usaha berkesinambungan dan
bertanggung jawab. Sementara inovasi berorientasi pada hasil dengan melibatkan
investasi yang besar. Sasaran akhir dari kaizen adalah kualitas (quality), biaya (cost), dan penjadwalan (scheduling), yang kemudian penjadwalan dirubah
menjadi penyerahan (delivery). Ketiga
hal ini dikenal dengan QCD yang merupakan aspek yang paling penting untuk
diperbaiki. Kualitas (Q) tidak hanya berkaitan dengan kualitas produk jadi atau
jasa layanan, namun juga kualitas dari proses yang menghasilkan produk maupun
jasa layanan tersebut. Biaya (C) berkaitan dengan biaya keseluruhan sejak dari
merancang, memproduksi, menjual dan memelihara produk atau layanan tersebut.
Penyerahan (D) adalah penyerahan produk atau jasa layanan secara tepat jumlah dan
tepat waktu.
Pengendalian
kualitas statistik adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar
yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan
merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan. Pada dasarnya pengendalian
kualitas statistik merupakan penggunaan metode statistik untuk mengumpulkan dan
menganalisa data dalam menentukan dan mengawasi kualitas hasil produk. Tujuan
utama pengendalian kualitas statistik adalah pengurangan variabilitas secara
sistemik dalam karakteristik kunci produk itu. Manfaat dari penerapan
pengendalian kualitas statistik antara lain : kualitas produk yang lebih
beragam, memberikan informasi kesalahan lebih awal, mengurangi besarnya bahan
yang terbuang sehingga menghemat biaya bahan, meningkatkan kesadaran perlunya
pengendalian kualitas serta menunjukan tempat terjadinya permasalahan dan
kesulitan. Pengendalian kualitas statistik dapat dikelompokan atas dua bagian,
yaitu : proses pengendalian dan pengendalian produk. Tujuan utama proses
pengendalian adalah menjaga setiap proses agar tetap terkendali dan untuk itu
digunakan peta kendali, metode grafik yang menunjukan urutan setiap proses. Tujuan
utama pengendalian produk adalah memutuskan apakah suatu lot diterima atau
ditolak yang didasarkan pada bukti yang ditemui dari satu atau banyak sampel
yang ditarik secara acak dari lot yang diteliti.
Dalam melakukan evaluasi
pengendalian kualitas perusahaan, visi/misi perusahaan di bidang
produksi adalah mampu untuk memproduksi
produk zero deffect. Untuk menunjang visi/misi
perusahaan tersebut perlu menentukan standar kerusakan produk sebagai sasaran
jangka pendek misalkan tidak boleh lebih dari dua persen. Dalam penentuan
standar kerusakan maksimum dua persen tersebut perlu untuk dievaluasi.
Penentuan standar tersebut harus melihat kembali tentang persepsi kualitas yang
meliputi tiga variabel yaitu kualitas produk, kualitas karyawan dan kualitas
pelayanan karyawan. Selain itu tentang komitmen karyawan departemen produksi,
ukuran yang digunakan adalah variabel perencanaan dan perbaikan secara
kontinyu. Setelah diperoleh hasil dari analisis tersebut dapat digunakan
sebagai evaluasi terhadap strategi bisnis perusahan yang telah mencanangkan
kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan, termasuk kebijakan
tingkat kerusakan barang.
4.
Kesimpulan
Setiap perusahaan selalu ingin menjadikan hasil produksi yang
berkualitas sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Kualitas
produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan standar atau tidak harus diperhatikan
juga apakah dalam menentukan standar memang sudah mendasarkan pada fasilitas
dan sumberdaya yang dimiliki mendukung untuk itu. Jika sudah maka perlu
melakukan evaluasi terhadap kualitas yang telah dicanangkan itu bisa dicapai
atau tidak. Operasi pengendalian
kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam metode di antaranya adalah perbaikan kualitas produk dengan pendekatan
metode kaizen (5W+1H), perbaikan kualitas produk dengan pendekatan metode
statistik serta evaluasi pengendalian
kualitas pada bagian produksi. Evaluasi yang dilakukan mulai dari proses
produksi, komitmen karyawan, fasilitas produksi, pengendalian setiap produksi merupakan
kunci utama pengendalian kualitas dari suatu produk. Dan hal penting lagi
adalah setiap adanya penyebab kerusakan setiap produk perlu segera dilakukan
evaluasi dan dilakukan perbaikan secara terus menerus.
5.
Referensi
· Ferdiansyah, Herdiyan. 2007. “Usulan Rencana
Perbaikan Kualitas Produk Penyangga Duduk Jok Sepeda Motor Dengan Pendekatan
Metode Kaizen (5W+1H) di PT. Ekaprasarana”.
· Irvan, Zulia Hanum. Tanpa Tahun. “Pengendalian Mutu Produk Dengan metode
Statistik”.
· Dwiwinarno , Titop. Tanpa Tahun. “Evaluasi
Pengendalian Kualitas Pada Bagian Produksi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar